Jumat, 26 Februari 2016

5 Proyek Besar Klub Sepakbola yang Gagal

Tren para miliarder mengambil alih saham sebuah klub sepakbola sudah menjadi hal yang lumrah di jagat sepakbola. Dewasa ini, para bos minyak dari Timur Tengah atau taipan asal Rusia kerap mengakuisisi klub untuk disulap menjadi klub kaya bertabur bintang.

Sebuat saja Chelsea, Manchester City dan Paris Saint-Germain yang menuai sukses usai digelontorkan dana besar oleh sang pemilik. Ketiga klub tersebut selalu dengan mudah membeli pemain bintang dan memboyong pelatih sesuai keinginan.

Namun, sukses instan ketiga klub tersebut tak diikuti klub lainnya yang memiliki proyek besar dari sang pemilik yang kaya raya. Ada beberapa klub yang justru gagal dan tak mampu berprestasi meski sudah disokong dana besar.

di lansir dari indosport berikut merangkum beberapa proyek besar yang justru gagal dari klub sepakbola dengan pemilik kaya.



1. Malaga
Klub La Liga Spanyol, Malaga merupakan salah satu tim yang bermain di perempat final Liga Champions pada 2013. Kala itu, Malaga harus tersingkir dengan cara yang tak beruntung yakni gol telat dari tim yang akhirnya melaju ke partai final, Borussia Dortmund.

Malaga pernah terdegradasi pada pertengahan 2000-an dan kembali ke La Liga pada musim 2008/09. Namun, karena masalah keuangan, kemudian presiden klub Fernando Sanz menemukan investor dari Qatar. Akhirnya pada bulan Juni 2010, Sheikh Abdullah be Nasser Al Thani menjadi pemilik baru klub dan presiden.

Perubahan signifikan pun terjadi di skuat Malaga di bawah manajemen baru. Selama beberapa tahun, klub menandatangani pemain hebat seperti Nacho Monreal, Ruud van Nistelrooy, Jeremy Toulalan, Isco, Joaquin, Salomon Rondon, Eliseu, Martin Demichelis, Julio Baptista dan pemain yang didatangkan dengan harga mahal, Santi Cazorla.

Perubahan instan tersebut memberikan hasil sesuai harapan yakni Malaga lolos ke Liga Champions 2012/13 setelah finish di posisi ke-4 di La Liga musim 2011/12.

Namun setelah mengarungi musim yang hebat di Liga Champions musim 2012/13, Malaga lantas seakan jatuh dan hal buruk pun terjadi menimpan klub. Musim berikutnya, klub dilarang tampil di kompetisi Eropa karena gagal membayar upah dan tagihan pajak tepat waktu.
Malaga akhirnya kehilangan Cazorla dan Monreal ke Arsenal pada musim 2012/13 dan pada musim panas 2013, mereka melepas Isco ke Real Madrid, Joaquin ke Fiorentina, Toulalan ke Monaco dan Demichelis ke Atletico Madrid.

2. Liverpool
Liverpool diambil alih oleh pengusaha Amerika George Gillet dan Tom Hicks pada musim kompetisi 2006/07. Dan pada musim tersebut, Liverpool tampil sebagai runner-up di Liga Champions.

Akhirnya, pemilik baru memberi gelontoran uang kepada pelatih Rafael Benitez untuk membeli pemain dengan ambisi meraih gelar Liga Primer Inggris. Dengan dana yang diberikan oleh Gillet dan Hicks, Liverpool memboyong Fernando Torres, Yossi Benayoun, Martin Skrtel, Javier Mascherano, Lucas Leiva dan Ryan Babel.

Kesulitan keuangan akhirnya melanda The Reds sebelum musim 2010/11. Liverpool memecat Benitez dan digantikan oleh Roy Hodgson. Liverpool kemudian menjual Mascherano dan Benayoun di musim panas.

Meskipun mendapatkan banyak uang dari hasil penjualan pemain, Liverpool justru menghabiskan sedikit uang pada jendela transfer musim panas 2010. The Reds justru terlilit hutang sebesar 350 juta Poundsterling dengan kerugian sebesar 55 juta Poundsterling.
Efek dari penguasaan Hodgson dan kurangnya ambisi di bawah Gillet dan Hicks akhirnya membuat The Reds menjual Fernando Torres.

3. Portsmouth
Pada tahun 2008, Portsmouth berhasil mengangkat trofi Piala FA. Bahkan, Portsmouth berhasil mengalahkan sang juara Liga Champions, Manchester United di Old Trafford dalam perjalanan menuju tangga juara Piala FA di bawah Harry Redknapp.

Keberhasilan klub meraih prestasi kala itu tak lepas dari pendanaan yang dikeluarkan oleh Alexandre Gaydamak yang membeli klub pada Januari 2006. Intervensi yang tepat membuat klub hampir mengganti seluruh skuat mereka di pertengahan musim.

Selama bertahun-tahun, Portsmouth mendatangkan beberapa pemain besar seperti Lassana Diarra, Peter Crouch, Sulley Muntari, Jermain Defoe, Sylvian Distin, Younes Kaboul, Kevin-Prince Boateng, Nwankwo Kanu, Milan Baros, Glen Johnson, Niko Kranjcar dan Sol Campbell.
Pada 26 Mei 2009, klub menerima tawaran dari pengusaha asal Uni Emirat Arab, Sulaiman Al Fahim untuk membeli klub. Namun, karena masalah keuangan, klub terpaksa menjual beberapa pemain bintang mereka termasuk Crouch, Distin, Kranjcar dan Johnson.

Al Fahim menuntaskan pengambil alihan dan juga ditunjuk sebagai ketua non-eksekutif klub. Bersamaan dengan musim yang tengah berjalan, klub mengalami kekeringan dana. Pada 1 Oktober, klub mengakui bahwa beberapa staf dan pemain mereka tidak menerima gaji.
Dua hari kemudian, klub diambil alih oleh Ali A-Faraj dengan saham mayoritas 90%. Al-Fahim memegang 10% sisanya.

Karena masalah keuangan, Liga Primer Inggris memberlakukan larangan transfer pada klub. Akhirnya, Portsmouth menyelesaikan musim sebagai runner-up di Piala FA namun ditolak masuk ke Liga Europa karena masalah keuangan mereka yang sedang berlangsung.
Portsmouth terdegradasi ke Championship, dan pada tahun 2012, mereka terdegradasi ke English League One. Setahun kemudian mereka turun ke kasta keempat sepak bola Inggris.

4. AS Monaco
AS Monaco merupakan finalis yang akhirnya meraih posisi runner up di final Liga Champions musim 2003/04. Monaco mencapai prestasi yang luar biasa saat mereka berada dalam situasi keuangan yang mengerikan.

Pada Desember 2011, ketika klub masih bermain di pentas Ligue 2, miliarder Rusia Dmitry Rybolovlev membeli 66,7% saham klub. Di bawah pemilik baru, klub mampu finish di posisi ke-8 di Ligue 2 dan di 2012/13 klub berhasil promosi sebagai kampiun Ligue 2.

Promosi ke Ligue 1, Monaco langsung menghamburkan banyak uang untuk memboyong pemain seperti Radamel Falcao, James Rodriguez, Joao Moutinho, Jeremy Toulalan, Eric Abidal, Ricardo Carvalho, Geoffery Kondogbia, Lacina Traore dan Anthony Martial dengan total biaya lebih dari 150 juta Euro.

Monaco akhirnya cuma bisa finish di posisi ke-2 dengan total 80 poin, sementara PSG berhasil menjadi kampiun Ligue 1 dengan catatan 89 poin. Monaco pun berhasil lolos ke fase grup Liga Champions.

Namun, sebelum musim selanjutnya, klub mengubah pendekatan pada transfer. Mereka ingin mendatangkan pemain muda yang menjanjikan. Alhasil, Claudio Ranieri dipecat dan digantikan oleh Leanardo Jardim yang diboyong dari Sporting.

Pada musim panas 2014, bintang mereka, Falcao dan James Rodriguez meninggalkan klub dan keduanya digantikan oleh beberapa pemain yang sangat muda dan menjanjikan. Monaco pun finish di posisi ke-3 musim 2014/15.

Akhirnya sejumlah bintang pun ikut hengkang dari klub seperti Anthony Martial yang pindah ke Manchester United, Geoffery Kondogbia pindah ke Inter Milan, Layvin Kurzawa ke PSG, Yannick Carrasco ke Atletico Madrid, Lucas Ocampos ke Marseille dan Aymen Abdennour ke Valencia.


Sepakbola di era modern mengalami banyak pergeseran ke arah industri yang memicu munculnya para pemodal. Gelontoran dana besar dari para pemilik memang berhasil mengubah klub namun dampak instan justru kerap berbuah kegagalan.



User Kaskus : imanine9
Load disqus comments

0 komentar