Belum lengkap rasanya memainkan game yang tengah naik daun, Pokémon GO, tanpa mengetahui perjalanan panjang dari sang kreatornya, John Hanke. Pria kelahiran San Fransisco, Amerika Serikat ini harus melalui 20 tahun sebelum mencapai sukses dengan game ciptaannya.
Perjalanan Hanke dalam membuat game telah dimulai sejak 1996, sewaktu ia masih di bangku kuliah. Game pertama yang diciptakan dengan genre MMO (massive multiplayer online) adalah Meridian 59. Lalu game tersebut dijual kepada perusahaan 3DO agar dirinya fokus ke proyek selanjutnya
Raksasa teknologi dunia itu membeli karya Keyhole miliknya dan kemudian mengubah namanya menjadi Google Earth sejak 2005. Hingga tahun 2010, Hanke bekerja di tim Google Geo untuk menciptakan Google Maps dan Google Street View.
Nama Niantic Labs terinspirasi dari kapal besar bernama Niantic selama masa penambangan emas dan berpengalaman terseok-seok di lautan. Dari proses tersebut akhirnya terbentuk San Fransisco. Dunia nampak keren terlihat dari atas, meski melalui internet. Dan kamu tidak pernah mengetahui kapan kesuksesan akan tercipta dari hal itu.
Langkah selanjutnya yang ditempuh Hanke adalah membuat game pertama Niantic Labs dengan judul Ingress di tahun 2012. Game ini berawal dari keinginan Hanke saat pergi berangkat dan pulang bekerja di Google untuk bisa menampilkan suasana yang berbeda melalui layanan berbasis lokasi.
Kemudian di 2014 Google dan Hanke membuat lelucon untuk menangkap Pokémon melalui aplikasi Google Maps. Dari yang awalnya sekadar lelucon ini, Hanke berpikir untuk merealisasikan idenya menjadi game.
Investasi yang berbuah mesin uang
Dalam mengembangkan game tersebut, ia mengantongi pendanaan sebesar US$25 juta (sekitar Rp327,3 miliar) dari Google, Nintendo, Pokémon Company, dan investor lainnya. Lalu dari Desember 2015 hingga Februari 2016 Hanke mengembangkan game Pokémon Go bersama dengan 40 orang tim di dalamnya.
Akhirnya pada 6 Juli 2016 Hanke resmi meluncurkan Pokémon Go di Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Sejak peluncurannya, saham Nintendo meroket naik hingga US$12 miliar (sekitar Rp157 triliun) dan mendapat keuntungan lebih dari US$2 juta (sekitar Rp26 miliar) melalui in-app purchase dalam semalam.
Satu hal yang patut diambil dari kisah hidup Hanke adalah fokus pada ambisi dan terus berupaya untuk menggapainya. Mengejar passion, bila dilakukan secara total juga bisa menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
User Kaskus : accmurahcell
0 komentar