Cowok 1: Si Radit itu gitu banget sih, susah banget diajak jalan.
Cowok 2: Au tuh, di kamar mulu kerjaannya. Fobia sosial dasar!
Cowok 1: Ih, itu mah namanya introvert kali. Doi kalau ngomong sama orang santai aja tuh, nggak gugupan.
Cowok 2: Lah, emang kalau fobia sosial gugup kalau ngomong di depan orang?
Cowok 1: Nih, biar lebih jelasnya, lo baca aja dah artikel yang sumbernya dari Hipwee yang atu ini! Nih!
Bagi sebagian, introvert didefinisikan sebagai fobia sosial. Seperti jeruk dengan jeruk. Padahal perbedaannya terang, ibarat jeruk dan apel. Nah, karena itu ane share thread ini yang bakal mengiris perbedaan antara introvert dan fobia sosial. Biar agan nggak keliru lagi memahami keduanya.
Introvert Itu Sifat Bawaan dari Lahir, Sementara Fobia Sosial Itu Dibentuk oleh Diri Sendiri
Introvert disebabkan oleh faktor genetik, keturunan. Sementara itu fobia sosial itu bentukan diri yang dipengaruhi genetika, namun pemicunya adalah pengalaman. Sebagai contoh sederhananya adalah sebut saja si Z yang pada dasarnya pemalu. Yang di sisi lain orangtunya mendorongnya untuk jadi pribadi yang supel. Dorongan orangtua itu lantas menjadi beban bagi diri si Z. Hingga akhirnya ia punya kecenderungan trauma untuk berinteraksi dengan orang lain.
Nggak hanya itu, pengalaman pernah dibully juga bisa jadi faktor pemicu seseorang untuk menjadi fobia sosial. Sebab banyak dari mereka yang fobia sosial adalah korban bully.
Bagi Seorang Fobia Sosial Dilihat oleh Orang Lain Itu Termasuk Sebuah Pertunjukkan yang Harus Berujung Sempurna
Mereka yang tergolong introvert hanyalah pasif saat berinteraksi dengan orang lain, bukannya takut. Sementara itu mereka yang pobia sosial benar-benar takut berinteraksi dengan orang lain. Jantung berdegup kencang, keringat membasahi belakang leher dan punggung, dan menjauhi kontak mata dengan lawan bicara adalah beberapa gejala yang sering dialami oleh mereka yang fobia sosial saat berinteraksi dengan orang lain.
Lagi, bagi mereka yang fobia sosial, berinteraksi dengan orang lain itu ibarat sedang berpentas di atas panggung. Ada tuntutan untuk berakhir dengan sempurna. Duh, salah-salah nggak ya tadi gue ngomong?! Duh, tadi kenapa ya gue ngomong itu?! Kalimat-kalimat ini nggak ada dalam benak mereka yang introvert. Sebaliknya, mereka yang introvert nggak pernah memaksa diri mereka untuk tampil sempurna saat berinteraksi dengan orang lain.
Mereka yang Introvert Cenderung Lebih Santai Saat Menghadapi Orang, Dibandingkan dengan Mereka yang Fobia Sosial
Bagi orang introvert, leha-leha manja di kamar sambil nonton drama favorit adalah surga. Karena bagi mereka berinteraksi dengan orang lain terlalu banyak itu melelahkan, bukan karena ketakutan. Sementara bagi mereka yang fobia sosial, menghindari interaksi dengan orang lain dikarenakan mereka takut salah ucap dan takut dipandang rendah oleh orang lain, sebuah ketakutan yang sebenarnya hanya ada dalam pikiran mereka. Hingga tak jarang mereka yang fobia sosial merutuki diri dan mengkritik diri sendiri sesaat setelah berinteraksi dengan orang lain.
Mereka yang Fobia Sosial Udah Otomatis Introvert, Sementara Itu Introvert Adalah Sebaliknya
Tenang, mereka yang introvert bukan berarti fobia sosial. Karena bagi mereka berinteraksi dengan orang lain masih dibutuhkan. Meski mereka hobi berdiam diri di kamar, tapi sering pula mereka rindu berbincang dengan orang lain. Bahkan tak jarang mereka membiarkan dirinya curhat dengan orang asing yang baru mereka kenal. Sementara buat mereka yang fobia sosial, diam adalah pilihan satu-satunya. Menyapa gebetan dengan kata hai aja udah menjadi sebuah prestasi hebat.
Fobia sosial dibayangi oleh rasa takut, sementara introvert nggak dibayangi oleh apa pun
"Harusnya gue nggak boleh ngomong kalimat tadi!
Kalau mereka menganggap gue udik gimana?
Jangan-jangan tadi mereka ngira gue itu sampah.. hina.."
Fobia sosial akan terus dibayangi oleh perasaan minder dan takut salah. Makanya setiap mau bicara, gugupnya setengah mati. Akhirnya daripada takut salah, jadilah diam menjadi pilihan satu-satunya. Sementara introvert memang minim bicara, namun tidak ada kegugupan dalam setiap tutur katanya.
Banyak yang bilang bahwa cara terbaik untuk berinteraksi dengan orang lain adalah dengan tidak mengkotak-kotakkan dirinya
Baiknya, jangan pernah menjudge dirimu fobia sosial, introvert, ambievert, atau ekstrovert sekalipun. Berinteraksilah dengan orang lain sealamiah mungkin. Bicaralah apa adanya, jangan biarkan dirimu dibayangi oleh ketakutan akan salah ucap. Sebab jika agan tetap melabeli diri agan fobia sosial atau introvert, ruang untuk berinteraksi dengan orang lain jadi terbatas. Bisa saja agan yang fobia sosial sebenarnya adalah lawan bicara yang asyik. Hanya saja agan belum menyadari itu. Berusaha untuk selalu berpikir positif adalah salah satu cara agar agan percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Penutup
Udah tahu dong, bedanya fobia sosial dengan introvert? Introvert atau fobia sosial, agan tetap punya peluang untuk jadi pembicara hebat. Caranya adalah dengan terus berpikir positif dan nggak pernah malas berlatih public speaking.
0 komentar